Perguruan Bela Diri Jihatsu

"Di Dalam Jiwa dan Hati Yang Suci Tersimpanlah Ilmu Yang Tinggi"

Perguruan Bela Diri Jihatsu

"Di Dalam Jiwa dan Hati Yang Suci Tersimpanlah Ilmu Yang Tinggi"

Perguruan Bela Diri Jihatsu

"Di Dalam Jiwa dan Hati Yang Suci Tersimpanlah Ilmu Yang Tinggi"

Perguruan Bela Diri Jihatsu

"Di Dalam Jiwa dan Hati Yang Suci Tersimpanlah Ilmu Yang Tinggi"

Perguruan Bela Diri Jihatsu

"Di Dalam Jiwa dan Hati Yang Suci Tersimpanlah Ilmu Yang Tinggi"

Rabu, 11 September 2013

Sejarah Berdirinya Jihatsu

LATAR BELAKANG SEJARAH

Bela Diri Ji Hat Su didirikan oleh Bapak Nasir pada Tanggal 20 April 1975 berawal pada saat Bapak Nasir berumur 11 Tahun yang pada saat itu duduk di kelas IV sekolah SD Kebonsari I Probolinggo, bercita-cita ingin menjadi ahli beladiri, sehingga beliau menuntut ilmu dari beberapa macam aliran beladiri diantaranya ; 
A.        Pencak Silat
B.        Kungfu Seo Liem Shie
C.        Kungfu Kun Tou Santung
Pada Tahun 1959 ketika berumur 11 tahun pernah belajar pencak silat pada seorang guru yang bernama Bapak ASKAR di Desa Kebonsari Kulon tepatnya di sebelah barat SD kebonsari I di Jl. Cokroaminoto yang sekarang utara SMP 9 Probolinggo hanya beberapa bulan saja.
Pada Tahun 1962 Pak Nasir masuk SMP Taman Dewasa Probolinggo Kelas I, kemudian belajar silat yang beraliran kungfu SEO LIEM SHIE kepada seorang guru yang bernama Bapak NAMIN di Desa Mangunharjo yang jarak dari rumah pak Nasir sekitar 2 km.  Latihanya setiap malam hari kecuali malam jum’at ditempuh dengan berjalan kaki. Dan waktu pelaksanaan latihannya tergantung kepada kesempatan pak namim untuk melatih karena apabila ada tamu, dilatih setelah tamu pulang yang akibat pulangnya dari tempat latihan tersebut tidak dapat dipastikan, sering pulang larut malam sehingga tidak bisa lewat jalan yang biasanya karena banyak anjing yang berkeliaran sehingga mengambil jalan berputar yang jaraknya lebih jauh karena pada jaman tersebut lampu penerangan jalan jarang sekali dan jaraknya berjauhan sehingga jalan yang dilewati remang-remang menimbulkan rasa takut.  Sedangkan guru dari pak Namin bernama LIEM TIAW SIEN.
Bapak Namim mempunyai seorang PELATIH SENIOR yang bernama Bapak NITI MISJAN yang ditugasi untuk melatih pak Nasir. Pak Misjan dalam melatih pak Nasir selalu didampingi oleh Bapak NAMIM selama 6 Tahun. Kemudian setelah 6 tahun pak Nasir dilatih sendiri oleh pak Namim untuk menyempurnakan dan menambah ilmu yang harus diselesaikan. Selama pak Nasir belajar silat SEO LIEM SHIE pada pak Namin yang waktu latihannya pada malam hari, pak nasir juga belajar ilmu KUN TOU SANTUNG pada seorang guru yang bernama TAN-KIM-PING yang waktu latihannya setiap minggu sore di Jalan WR. Supratman sejak Tahun 1964 sampai 1966.

Tahun 1969 pak Nasir oleh gurunya (pak Namim) diharuskan mempunyai murid sebagai syarat untuk diangkat menjadi guru silat. Untuk memenuhi syarat tersebut, pak Nasir melatih anak-anak Panti Asuhan Muhammadiyah (PKO). Dengan demikian karena sudah memenuhi syarat, maka saat itu pak Nasir langsung diangkat dan dikukuhkan menjadi guru silat.
Pada Tanggal 15 Januari 1970 pak Nasir mendirikan cabang perguruan TAPAK SUCI Daerah Kota Probolinggo yang sebagian besar pengurus dan anggotanya dari murid-murid panti Asuhan Muhammadiyah. Selama tiga tahun pak Nasir melatih di Tapak Suci dan tidak pernah dapat mengikuti iven-iven antar Tapak Suci karena ilmu yang diajarkan pak Nasir bukan ilmu Tapak Suci. Dan agar supaya Tapak Suci dapat mengikuti even-even tersebut, maka Perguruan Tapak suci diserahkan kepada seorang guru Tapak Suci dari Surabaya pulang ke rumahnya di Probolinggo yang bernama Bapak SUBEKTI pada awal tahun 1973.








Kemudian pada Tanggal 1 Pebruari 1973 maka pak Nasir mendirikan Perguruan yang diberi nama KITANG (ilmu gerak kaki dan tangan) yang kemudian dalam perkembangannya nama perguruan tersebut disempurnakan menjadi SUKITANG (Suci Kaki Tangan) selama 2 (dua) tahun memegang dan memimpin SUKITANG.
 

sukitang ketika masih latihan di mapolres probolinggo










 




Pada Tanggal 20 April Tahun 1975 pak Nasir mendirikan perguruan beladiri yang diberi nama JI HAT SU (Jiwa Hati Suci), sedangkan SUKITANG akhirnya diserahkan kepada mantan pelatihnya yang bernama pak NITI MISJAN, sehingga dengan demikian pak Nasir telah mendirikn 3 perguruan yang sampai saat ini ketiga-tiganya masih tetap exis dan berkembang. Dan sejak berdirinya Ji Hat Su pak Nasir menghabiskan waktunya di Perguruan Beladiri Jihatsu sampai sekarang. Selama mengikuti iven-ieven kejuaraan, Jihatsu biasanya selalu ada yang menjadi juara, diantarannya pernah menjadi atlet PON mewakili Jawa Timur di Makasar. 








PERKEMBANGAN JI-HAT-SU
Perkembangan Ji Hat Su berikutnya, Kota Probolinggo dijadikan sebagai pusat perguruan. Sedangkan perkembangan cabang-cabangnya antara lain ;
  1. Cabang Surabaya, berdiri pada Tanggal 22 November Tahun 1976 di Jl. Perak barat surabaya dan sebagai ketuanya bapak Samsul Hadi.  
  2. Cabang Maron, berdiri pada Tahun 1978 di sebelah selatan lapangan dan sebagai ketuanya bapak Wandi.
  3. Cabang Leces pada Bulan Juli Tahun 1978 di sekolah SMP/SMA Taruna dan sebagai ketuanya bapak Wito. 
  4. Cabang Kraksaan pada Tahun 1981 di SMP Taman Madya dan sebagai ketuanya bapak Nasir.
  5. Cabang Lumajang pada Tahun 1989 di Randu Agung dan Klakah dan sebagai ketuanya Sdr. Wahyono.
  6. Cabang Bogor pada Tahun 1999 dan sebagai ketuanya Sdr. Satriatno. 
  7. Cabang Pajarakan (PP. Zainul Hasan) pada Tahun 1997 dan sebagai ketuanya Sdr. Bari. 
  8. dan lain sebagainya.
By : Abd Bari

Foto Kegiatan

PENASEHAT BERSAMA GURU BESAR JI HAT SU
BPK. AGUS RIYANTO DAN BPK. MUNASIR








































































 
Jihatsu Said | SELAMAT DATANG DI SITUS RESMI PERGURUAN BELADIRI JIHATSU- MUDAH-MUDAHAN MEMBERI MANFAAT"